Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN)
Wadah Para
Ibu yang Doyan Nulis
Meski sibuk mengurus keluarga tapi mampu melahirkan karya yang bermutu
"Wah, susah banget ya mau menulisnya. Padahal ini pengalamanku
sehari-hari saat mengurus anak," ujar Astrid. Lain lagi dengan Wulan; "Duh, mulainya dari mana dulu ya?" Astrid dan Wulan adalah sebagian
para ibu yang mencoba menuangkan ide atau gagasannya dalam sebuah
tulisan.
Namun, mereka mengalami kesulitan saat akan menuliskannya,
meski hanya sekadar catatan harian. Selain Astrid dan Wulan, banyak
ibu-ibu lain yang mengalami kesulitan saat berusaha menulis cerita
pendek, jurnal, opini, maupun skenario.
Jika pun sudah berhasil
membuat tulisan, mereka juga masih kesulitan untuk bisa menembus
penerbit atau media agar karyanya bisa dibaca banyak orang. Nah,
fenomena inilah yang kemudian dibaca oleh Indari Mastuti (32).
Dengan
bekal segudang pengalamannya di bidang tulis-menulis, lalu
Iin, panggilan akrabnya, pada tahun 2007 mendirikan sebuah perusahaan
bernama Indscript Creative, yaitu semacam agen naskah sekaligus
mediator antara penulis dengan penerbit.
Naskah-naskah tersebut lalu
dikemas agar layak jual. "Banyak ibu-ibu yang ingin mempunyai
penghasilan sendiri, meski mereka tetap mengurus keluarga dirumah
seperti saya," ujar Iin. Bermula dari sinilah, pada pertengahan 2010,
Iin membentuk suatu komunitas yang diberi nama Komunitas Ibu-ibu
Doyan Nulis (IIDN).
Tujuannya, untuk sharing sekaligus menggali potensi,
minat dan bakat ibu-ibu khususnya ibu rumah tangga dalam dunia
tulis menulis. "Potensi seorang ibu jika mampu digali dan dikembangkan
ternyata menjadi sesuatu yang lebih bermakna dan bermanfaat, bukan
saja bagi dirinya tapi juga bagi masyarakat," ujar Iin kepada Suara
Hidayatullah.
Kata Iin, menulis bisa dilakukan di sela-sela waktu
istirahat yang ada. "Ibu-ibu tetap bisa berkarya tanpa harus banyak banyak keluar rumah dan tetap bisa mengurus keluarga tanpa ada waktu
terbuang percuma. Hal-hal sederhana yang berada di sekitar kita pun
bisa ditulis," kata ibu dua anak yang meraih penghargaan sebagai
Perempuan Inspiratif 2012, dan Wirausaha Mandiri 2012 ini.
Ternyata
diluar dugaan sejak IIDN didirikan dalam waktu sebulan saja lebih dari
seribuan orang telah bergabung. Mereka berasal dari berbagai daerah
dan juga latar belakang yang beragam, seperti penulis profesional, pengusaha, guru, mahasiswa, politisi, trainer, hingga ibu rumah tangga.
Saat ini, IIDN telah mempunyai anggota lebih dari 5000 orang, yang
terbagi dalam 15 koordinator wilayah (korwil) di Indonesia dan 10
perwakilan di luar negeri. Pelatihan menulis diadakan empat kali dalam sebulan di setiap akhir pekan.
Setiap kelasnya diikuti 10 hingga
15 orang. Pengajarnya adalah para profesional dibidangnya
masing-masing. Mereka semua tidak dibayar alias relawan semata. Untuk
menjadi anggota IIDN juga sangat mudah dan tidak ada iuran bulanan.
Setiap kegiatannya didanai mereka sendiri secara sukarela. Selain di
Bandung, Jawa Barat sebagai pusatnya, kegiatan IIDN juga
diselenggarakan di kota-kota besar di Indonesia. Kini, IIDN telah
melahirkan ratusan penulis dalam berbagai karya tulisan baik buku
ilmiah, populer, novel, keterampilan maupun tulisan dalam bentuk blog.
Beberapa buku mereka ada yang menjadi best seller dan menjadi
rujukan toko buku utama di kota-kota besar di Indonesia. Jadi, siapa
bilang ibu-ibu hanya doyan ngerumpi. Ayo, kita gabung!
Dikutip ulang dari @bundanyaniq
Bagi yang ingin bergabung Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN): https://www.facebook.com/groups/ibuibudoyannulis/
Suara Hidayatullah Edisi 07 | Nopember 2012/ Dzulhijjah 1433, Hal 86
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !