Assalamu'alaikum Bund, pernahkah terpikir jika handphone, gadget, ipad dan sejenisnya yang kita berikan untuk buah hati kita, bisa menjadi senjata mematikan buat kesayangan kita, selain menyimpan manfaat juga tentunya.
Memang preventif sudah kita terapkan, Tapi entah kenapa masih bisa lepas juga. Untuk itu kami akan menshare kultwit dari @bundanyaaniq Follow us 'Malapetaka Bermula dari Telepon Genggam', selamat menyimak.
***
Malapetaka Bermula dari Telepon Genggam
Kita mungkin menganggap tulisan disamping tidak memiliki arti apa-apa Tulisan itu adalah sebuah pesan singkat (SMS) yang diterima seorang siswi SMP, sebut saja Luppiana.
Usai terima SMS dari pacarnya itu, ia tertidur di samping sang ibu. Saat bangun hendak shalat tahajjud, sang ibu memeriksa isi SMS yang ada di telepon genggam anaknya. SMS yang ditulis secara terbalik, seperti tertera di atas;
'My Luppi Tks ya, udah mo nyoba. Benerkan sakitnya cuman sebentar. Besok Ku ke rumahmu kita coba lagi..Ku beliin pengamannya, mau rasa apa.'
Orangtua mana yang tak bergetar hatinya dan tak berderai air mata mengetahui buah hati yang masih belia telah melakukan perbuatan nista semacam itu? Luppiana yang baru 15 tahun itu telah melakukan hubungan seks dengan teman sekolahnya. Ia melakukan perzinaan itu di rumah teman satu sekolah...
Itulah sepenggal kasus kenakalan remaja yang sedang ditangani oleh Elly Risman, psikolog ternama sekaligus #pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati.

Yang lebih mengerikan lagi, melalui riset lembaganya, Elly mendapatkan fakta pelajar yang menjajakan dirinya sebagai pelacur melalui Blackberry yang dibeli dari jerih payah orangtuanya. "Ada anak kelas 6 SD yang menjual temannya lewat Blackberry," tambah pendiri perusahaan riset pertama di Indonesia, PT Surindo Utama ini.
Lalu darimana anak-anak di bawah umur ini bisa terjebak dengan gaya hidup porno? Divisi Anak dan Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati telah melakukan riset pada bulan Januari hingga September 2012, ditujukan kepada siswa dari kelas 4 hingga 6 SD.
Fakta dari riset tersebut menyebutkan 84% dari 1.199 siswa SD sudah pernah melihat film porno. Dari riset tersebut diketahui media yang biasa digunakan;
- 21% dari internet,
- 14% dari video game, film bioskop, VCD dan DVD,
- 13% dari komik,
- 8% dari adegan iklan televisi,
- 5% dari sinetron televisi dan media cetak, dan sisanya dari telepon genggam.
Riset tersebut juga mencatat ada ragam alasan mengapa anak-anak tersebut akhirnya menyukai pornografi. Sebanyak 78% mengaku pertama kali mereka mengenal pornografi karena tidak sengaja. "Dari ketidaksengajaan itu ternyata berakibat fatal kepada cara berpikir dan pendewasaan mereka. Dimana kita sebagai orangtua?" Jelas Elly Risman.
Situs-situs seperti facebook, twitter, hingga youtube.com juga tidak lepas menjadi pintu awal mereka menemukan pornografi. Bahkan, 20 film superhero Amerika yang biasa ditonton anak-anak, seperti Superman, Spiderman, Batman, Transformer, hingga X-men terselip adegan yang tidak pantas ditonton anak di bawah umur.
Mulai dari kekerasan, berciuman hingga adegan mesra suami istri. "Anehnya, orangtua menganggap semua itu film anak-anak, bahkan mengajak mereka menonton semua itu di bioskop atau di DVD rumah," papar Elly Risman lagi.
Belum cukup sampai di situs, komik-komik impor juga tidak lepas dari selipan-selipan pornografi. Gambar-gambar kartun menggambarkan bentuk aurat terbuka sangat sering ditemukan didalamnya. Lebih vulgar lagi, melalui video game serangan pornografi ke otak anak hadir begitu mudah.
Banyak game secara terang-terangan menghadirkan gambar perempuan seksi yang tidak pantas dikonsumsi anak-anak. "Kita sering berpikir, tanggungjawab kita membahagiakan buah hati kita sudah tuntas dengan membelikan mereka fasilitas game online. Padahal justru di situ hantaman tsunami jiwa mengobrak-abrik otak mereka," papar Elly Risman.
Pornografi seperti ledakan bom dalam jiwa buah hati kita. "Kerusakan otak yang diciptakan oleh pornografi itu lebih parah rusaknya dibandingkan otak yang rusak karena kecelakaan motor," tegas Elly lagi.
Temuan fakta Yayasan Kita dan Buah Hati mengenai perilaku seks bebas remaja di bawah umur memang semakin memprihatinkan. Selain dilakukan di rumah pribadi, banyak anak berani melakukannya dimana saja. Mulai dari hotel, kebun, warnet, di bawah tangga pusat perbelanjaan, di dalam mobil, bahkan di bawah tenda sebuah acara resepsi pengantin.
Getir memang mendengarnya tapi itulah faktanya. Hasil survei Komnas Anak juga cukup 'bombastis' mengenai fakta perilaku seks bebas di kalangan remaja ini. Komnas Anak mencatat dari lebih 4.500 remaja yang disurvei,
- 41. 97% pernah menonton film porno.
- Sebanyak 93,7% mengaku sudah pernah berciuman, mencium payudara dan melakukan oral seks dengan pacarnya.
- Sementara 62,7% siswa SMP mengaku sudah tidak perawan lagi.
- Lalu 21,2 % siswi SMU mengaku sudah pernah melakukan aborsi.
Setelah kecanduan seks di umur yang terlalu dini itu, ada masalah yang tidak kalah dahsyatnya menunggu. Masalah itu adalah masalah perilaku penyimpangan seksual seperti lesbian, Gay, biseks dan transgender (LGBT) hingga kasus penyimpangan seks sedarah (incest). Naudzubillahi min dzalik.
Majalah Karima | Muharram 1434 H/ Desember 2012 | Hal 15 - 16
Majalah Karima | Muharram 1434 H/ Desember 2012 | Hal 15 - 16
***
(AniqAds. Anique 01)
Facebook.com/Anique - Twitter (@bundanyaniq)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !