Tatkala Anak 'Mengamuk' Di Jalan
Kamis, 14 Shafar 1437 H - 26 November 2015
Penting dibaca setiap orang tua...
Berikut kira-kira isi komentarnya:
Komentar Ayah Edy
Sebuah komen yang perlu di cermati dari seorang Bunda yang anaknya suka merengek dan mengamuk di tempat umum;
(dari posting sebelumnya tentang anak yang suka mengamuk untuk memaksakan keinginannya)
(dari posting sebelumnya tentang anak yang suka mengamuk untuk memaksakan keinginannya)
Berikut kira-kira isi komentarnya:
Hmmm.. kalau lagi marah di tempat umum, Anakku sich sampe ngerobek jilbab sama baju bundanya. Kadang terpaksa diturutin daripada emaknya telanj**g di tempat umum. Tapi kadang juga nurut di kasih tau. Anak-anak ya tetep anak-anak..
Komentar Ayah Edy
Wah jika pola-pola asuh seperti ini yang kita lakukan, menurut
pengalaman kami ini sangat berbahaya jika dibiarkan akan terus berlanjut
sampai besar. Jika marah ia akan merusak barang dan menyakiti orang
lain.
Apa yang dulu pernah kami lakukan pada saat anak kami
merengek kemudian meningkat menjadi marah dan mengamuk kemudian berbuat
merusak semisal menarik baju bunda atau bahkan merobek jilbab bundanya,
maka segera kami akan katakan padanya konsekuensi tambahan yang lebih
berat untuk perilaku merusak tersebut, hingga anak tidak malah mendapat
angin dengan melakukan hal-hal yang merusak.
Kemudian karena takut dan
malu dilihat orang lantas malah kita kabulkan permintaannya. Jika
itu yang kita lakukan, maka Itu sama dengan memberi hadiah pada
perilaku buruk anak (Baca buku 37 Kebiasaan Orang Tua yang melahirkan
perilaku buruk anak)
Dan anak akan menggunakan cara-cara yang
sama untuk kesempatan berikutnya. Tentu saja kita akan semakin kewalahan
karena anak akan semakin berani melakukan perusakan yang lebih besar
jika kita tidak turuti permintaannya.
Perilaku semacam ini dulu
pernah terjadi pada anak kami, tapi karena kami jelas dan tegas
menerapkannya sekarang tidak pernah lagi terjadi, karena dia tahu setiap
tindakan yang merusak dan mengganggu orang lain akan mendapat
konsekuensi atau punishment tambahan yang lebih berat.
Dan dalam
buku kami (37 kebiasaan ortu yang menghasilkan perilaku buruk anak)
tidak mengijinkan ada permalukman "ya maklumlah namanya juga anak2".
Mengapa kami tidak membolehkan melakukan permaluman dengan kata-kata "Ya namanya juga anak-anak ya tetap saja anak-anak"
Karena justru anak-anak itu sejatinya sangat cerdas sekali membaca pola
asuh orang tuanya dan mencari celah untuk melakukan seperti ini dan
memaksa orang tua untuk mengikuti semua keinginannya.
Itulah mengapa ada anak yang bisa di hentikan kebiasaan buruknya oleh orang tuanya tapi ada juga yang tidak.
Semuanya tergantung apakah kita tegas atau mau terus memberikan permakluman dan mengalah pada perilaku buruk dan perlawanan anak kita atau
kita tegas.
Mendidik anak itu perlu KASIH SAYANG dan KASIH TEGAS sesuai situasi dan kondisi yang dibutuhkan.
Ayah Edy
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !