Kamis, 20 Rajab 1437 H - 28 April 2016
Di Jepang ada namanya “kyoiku mama” (ibu pendidikan) para ibu di Jepang
rata-rata tidak bekerja, tapi hanya untuk mendidik dan mengurusi anak-anak
mereka mulai bangun, berangkat pulang sekolah, kursus, les, sampai tidur lagi,
semuanya di bawah didikan sang ibu.
Para kyoiku mama ini menanamkan kesopanan, kebersihan pada anak mereka,
rata-rata mereka lulusan S1/S2. Mereka sekolah tinggi bukan untuk berkarier
tapi “mendidik anak” itulah karier mereka yang tertinggi.
Dan
kemajuan ekonomi Jepang adalah karena ditopang oleh kyoiku mama ini makanya
tidak heran kalau orang Jepang itu disiplin, etos kerja tinggi, menjaga
kebersihan itu semua hasil didikan para kyoiku mama, sehingga sekolah hanya
untuk menstransfer ilmu saja.
Sementara “Ryousai kenbo” adalah slogan yang kembali digalakkan
pemerintah Jepang, istilah ini muncul di jaman restorasi Meiji dan banyak
dianut keluarga Jepang untuk mewujudkan keluarga harmonis ideal.
Ryousai: istri yang baik, Kenbo:
ibu yang bijaksana
Intinya menyerukan bahwa wanita peran terhormat sebagai istri yang baik
dan bijaksana, pembagian peran alami sesuai fitrah antara perempuan dan laki
laki.
Peran perempuan sebagai menteri dalam negeri dan motivator domestik
rumah tangganya dan peran lelaki jadi menteri luar negri keluarganya sebagai
motivator logistik dan publik.
Di Jepang peran ini kembali digalakkan karena sekarang perempuan memilih
melajang menjadi wanita karier sehingga presentasi pertumbuhan penduduk muda
usia produktif di negara mereka menurun.
Tentu
saja kasus kekerasan remaja dan bunuh diri di Jepang pada usia sekolah terus
bertambah karena tidak terpenuhinya kualitas hubungan ibu dan anak yang
menunjang pertumbuhan emosi anak.
Jadi wajar pemerintahan Jepang sangat memberi tempat terhormat pada
peranan ibu rumah tangga yang berkualitas, karena kemajuan bangsanya kelak pun
tetap ditopang oleh kualitas ibu-ibu rumah tangganya sebagai pembentuk kualitas
karakteranak anak mereka.
Sungguh luar biasa, “ibu rumah tangga
adalah profesi idaman” di Jepang. Bagaimana dengan kita?
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !