Selasa, 18 Rajab 1437 H - 26 April 2016
Namun jika bayi menangis karena lapar, tapi
tidak ada yang menghampiri, maka ia akan merasa tidak aman dan tidak dicintai.
Pola-pola tersebut terus dibangun sejak awal
kelahirannya dan akan menentukan perkembangannya kelak.
Ada anak yang bila menginginkan sesuatu
selalu berteriak, menjerit, memukul, dan menendang. Orangtuanya selalu merasa
kasihan, lalu segera memberikan apa yang diminta anak tersebut.
Cara itu akan menjadi pola saat ia masuk
sekolah. Ia akan selalu berteriak setiap menginginkan sesuatu dari temannya,
maka teman-temannya akan menjauhinya.
Pendidikan yang efektif harus memberikan
kesempatan pada anak dan membantu mereka untuk menciptakan pola yang bisa
membuat mereka sukses.
Ada anak yang kalau gurunya berkata; "Kita mau bercerita" ia malah berlari
berputar-putar. Ternyata saat di rumahnya, orang-orang di sekitarnya pun ia
tidak mau mendengar cerita dan belajar.
Anak itu berpikir bahwa dengan berlari ia
lucu dan menggemaskan, dan orang akan mengejar dia. Dia membuat pola itu di
rumah dan dibawanya ke sekolah.
Oleh karena itu, di sekolah guru harus
mengajarkan pola baru. Ketika anak itu akan lari, guru memegang tangan anak itu
dan mengajak duduk mendengarkan cerita.
"Silahkan duduk, kalau sudah siap!"
Ia harus di beri tahu bahwa itu cara yang
lebih baik. Ketika ia tahu cara bersikap yang benar, ia akan merasa nyaman, dan
ia punya konsep diri positif.
Anak kecil seringkali belajar
pola yang salah, bukan karena ia bandel. Mereka hanya tidak tahu cara bersikap.
Saat ini kesadaran akan pentingnya pendidikan
anak usia dini (PAUD) sudah makin merebak.
Namun, masih banyak yang berorientasi pada
kemampuan "calistung"
alias membaca, menulis, dan berhitung.
Padahal, untuk anak usia dini
yang terpenting adalah bagaimana membentuk pola-pola positif. Hal itu akan
berpengaruh terhadap cara belajar, bersikap, dan berperilaku.
Itulah yang menentukan kesuksesannya kelak. [Selesai]
Ida S. Widayanti
Penulis buku
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !