Kesalahan Ini Sering Dilakukan Oleh Pasien Ketika Periksa ke Dokter
Jakarta, Semua orang berharap akan segera sembuh dari sakit setelah
memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan resep obat. Akan tetapi,
kesembuhan seseorang dapat terhambat jika dirinya melakukan
kesalahan-kesalahan kecil saat menghadap dokter.
Seperti dilansir Allyou, Selasa (19/2/2013), hindarilah daftar kesalahan yang sering dilakukan oleh pasien ketika memeriksakan diri ke dokter berikut ini agar Anda segera sembuh dari sakit:
1. Hanya diam ketika berkunjung ke dokter
Ketika Anda sedang memeriksakan diri ke dokter karena flu atau batuk, tidak ada salahnya untuk menanyakan kepada dokter tentang risiko terhadap penyakit lain. Anda dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seputar kesehatan yang selama ini Anda khawatirkan.
Dokter mungkin akan memeriksa apakah ada beberapa gejala penyakit tertentu dan memastikan bahwa Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.
2. Terlalu membesar-besarkan gejala penyakit
Sebaiknya tentukan sendiri skala rasa sakit untuk mengukur tingkat keparahan gejala yang Anda rasakan. Misalnya menomori gejala dari skala 1 hingga 10, skala 1 jika gejalanya tidak mengganggu dan skala 10 jika gejalanya paling mengganggu.
Katakan hal yang sebenarnya dan jangan membesar-besarkan gejala yang Anda rasakan, hal ini dapat memudahkan dokter dan mempercepat penangangan terhadap penyakit.
3. Selalu meminta dokter untuk membuatkan resep obat pil
Pengobatan terhadap semua penyakit atau masalah kesehatan tidak harus selalu dilakukan dengan minum obat. Misalnya, kebanyakan orang yang mengalami nyeri lutut biasanya akan segera mengambil obat pereda nyeri untuk mengatasinya.
Padahal beberapa kondisi seperti nyeri lutut atau kolesterol tinggi dapat diringankan dengan mengubah gaya hidup terlebih dahulu, seperti menurunkan berat badan, makan-makanan sehat dan berolahraga. Anda juga dapat memilih pengobatan lain non-obat seperti terapi medis atau operasi.
4. Lupa mengatakan jika Anda mengonsumsi suplemen sebelum dokter menuliskan resep
Selalu beritahu dokter jika Anda mengambil vitamin atau suplemen tertentu sebelum dokter meresepkan obat untuk Anda. Beberapa jenis suplemen mungkin tidak cocok jika dikonsumsi bersama dengan obat-obatan tertentu.
Sebagai contoh, suplemen bawang putih dapat berinteraksi negatif jika dikonsumsi bersama dengan obat pengencer darah.
5. Bersikeras melakukan tes laboratorium yang tidak perlu
Meskipun dengan tes laboratorium atau screening lebih dapat meyakinkan Anda terhadap hasil diagnosa dokter, tetapi hal tersebut tidak selalu menguntungkan. Dengarkan kata-kata dokter, jika dokter merasa bahwa Anda tidak membutuhkan prosedur uji laboratorium tambahan, jangan bersikeras untuk melakukannya.
6. Menghentikan pengobatan sebelum jumlah yang diresepkan habis
Seseorang terkadang merasa bahwa kondisinya telah membaik sehingga akan menghentikan pengobatan dan tidak menghabiskan jumlah obat yang diresepkan oleh dokter. Padahal, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik yang dosisnya harus dihabiskan untuk mencegah agar kuman tidak kebal terhadap obat.
Bahkan, jika Anda menghentikan obat tekanan darah tinggi secara tiba-tiba, dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur dan memicu serangan jantung.
Seperti dilansir Allyou, Selasa (19/2/2013), hindarilah daftar kesalahan yang sering dilakukan oleh pasien ketika memeriksakan diri ke dokter berikut ini agar Anda segera sembuh dari sakit:
1. Hanya diam ketika berkunjung ke dokter
Ketika Anda sedang memeriksakan diri ke dokter karena flu atau batuk, tidak ada salahnya untuk menanyakan kepada dokter tentang risiko terhadap penyakit lain. Anda dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seputar kesehatan yang selama ini Anda khawatirkan.
Dokter mungkin akan memeriksa apakah ada beberapa gejala penyakit tertentu dan memastikan bahwa Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.
2. Terlalu membesar-besarkan gejala penyakit
Sebaiknya tentukan sendiri skala rasa sakit untuk mengukur tingkat keparahan gejala yang Anda rasakan. Misalnya menomori gejala dari skala 1 hingga 10, skala 1 jika gejalanya tidak mengganggu dan skala 10 jika gejalanya paling mengganggu.
Katakan hal yang sebenarnya dan jangan membesar-besarkan gejala yang Anda rasakan, hal ini dapat memudahkan dokter dan mempercepat penangangan terhadap penyakit.
3. Selalu meminta dokter untuk membuatkan resep obat pil
Pengobatan terhadap semua penyakit atau masalah kesehatan tidak harus selalu dilakukan dengan minum obat. Misalnya, kebanyakan orang yang mengalami nyeri lutut biasanya akan segera mengambil obat pereda nyeri untuk mengatasinya.
Padahal beberapa kondisi seperti nyeri lutut atau kolesterol tinggi dapat diringankan dengan mengubah gaya hidup terlebih dahulu, seperti menurunkan berat badan, makan-makanan sehat dan berolahraga. Anda juga dapat memilih pengobatan lain non-obat seperti terapi medis atau operasi.
4. Lupa mengatakan jika Anda mengonsumsi suplemen sebelum dokter menuliskan resep
Selalu beritahu dokter jika Anda mengambil vitamin atau suplemen tertentu sebelum dokter meresepkan obat untuk Anda. Beberapa jenis suplemen mungkin tidak cocok jika dikonsumsi bersama dengan obat-obatan tertentu.
Sebagai contoh, suplemen bawang putih dapat berinteraksi negatif jika dikonsumsi bersama dengan obat pengencer darah.
5. Bersikeras melakukan tes laboratorium yang tidak perlu
Meskipun dengan tes laboratorium atau screening lebih dapat meyakinkan Anda terhadap hasil diagnosa dokter, tetapi hal tersebut tidak selalu menguntungkan. Dengarkan kata-kata dokter, jika dokter merasa bahwa Anda tidak membutuhkan prosedur uji laboratorium tambahan, jangan bersikeras untuk melakukannya.
6. Menghentikan pengobatan sebelum jumlah yang diresepkan habis
Seseorang terkadang merasa bahwa kondisinya telah membaik sehingga akan menghentikan pengobatan dan tidak menghabiskan jumlah obat yang diresepkan oleh dokter. Padahal, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik yang dosisnya harus dihabiskan untuk mencegah agar kuman tidak kebal terhadap obat.
Bahkan, jika Anda menghentikan obat tekanan darah tinggi secara tiba-tiba, dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur dan memicu serangan jantung.
detikHelth | Kesalahan ini sering dilakukan oleh pasien ketika periksa ke dokter
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !