Al Baqillani vs Paus
Sabtu, 30 Safar 1437 H - 12 Desember 2015
Al Baqillani
–rahimahullah- salah seorang Ulama Malikiyyah yang sangat cerdas.
Berasal dari Irak. Ahli dalam berbagai ilmu dan dengan kemampuan dialog
seorang filsuf.
Suatu hari Khalifah Muslimin mendapatkan surat dari Raja Romawi. Raja Romawi
meminta agar dikirimkan orang paling berilmu di kalangan Muslimin.
Khalifah segera bertanya di Majlis kekhilafahan, tentang siapa orang
yang layak untuk berdialog dan menjawab semua pertanyaan orang sekelas Raja Romawi.
Salah seorang di majlis itu mengusulkan nama seorang anak muda yang bernama Abu Thayyib Al Baqillani. Khalifah pun mengutusnya.
Begitu Al Baqillani sampai di Romawi dia menghadap ke Istana Raja. Sang Raja merencanakan sejak awal pertemuannya untuk menjatuhkan Utusan Muslimin ini. Maka sang Raja duduk di singgasananya. Persis di hadapan
singgasana raja ada pintu besar yang akan digunakan untuk Al Baqillani.
Dalam pintu besar itu ada pintu kecilnya. Pintu besarnya ditutup dan
yang dibuka adalah pintu kecilnya. Sehingga yang akan memasukinya pasti
akan menundukkan kepalanya. Dan di hadapannya langsung Raja Nasrani.
Al Baqillani yang mengetahui hal tersebut, jiwanya tidak menerima
diperlakukan dengan cara itu. Harus menunduk di hadapan Raja Nasrani
(Subhanallah...IZZAH ayyuhal Muslimun!!!). Maka Al Baqillani pun masuk
dengan pantatnya terlebih dahulu.
Majlis pun dimulai oleh sang Raja, “Saya dengar menurut agama kalian, bulan pernah terbelah untuk Rasul kalian?”
Al Baqillani menjawab, “Benar!”
Raja, “Apakah kalian punya hubungan khusus dengan bulan, sehingga bulan
hanya terbelah untuk kalian tapi tidak terjadi pada umat sebelum
kalian?”
Al Baqillani menjawab, “Bagaimana dengan Al Maidah
(hidangan makanan) yang turun dari langit untuk Isa, apakah kalian juga
punya hubungan khusus dengannya sehingga tidak diketahui oleh masyarakat
manapun, kecuali kalian?”
Beberapa permasalahan dibahas dalam
sidang itu. Tidak ada satupun ahli ilmu di sidang raja yang mampu
mengalahkan Al Baqillani. Maka sang raja memutuskan untuk memanggil Paus
tertinggi agama mereka.
Sang Paus datang. Melihat kedatangannya, Al Baqillani terlihat sangat gembira, mengagungkannya, dan menyambutnya.
Al Baqillani berkata, “Apak kabar tuan? Apa kabar istri tuan? Apa kabar anak-anak tuan?”
Semua yang hadir terheran-heran dengan sambutan itu.
Sang Raja berkata: “Hei...tidak tahukah kamu kalau ini Paus yang suci dari semua itu (tidak menikah dan tidak punya anak)?”
Al Baqillani menghantam mereka semua,
“KALIAN SUCIKAN PAUS KALIAN DARI ISTRI DAN ANAK, SEMENTARA KALIAN TIDAK MENYUCIKAN TUHAN SEMESTA ALAM DARI ISTRI DAN ANAK?!”
Paus yang mendengar langsung berkata kepada raja, “Segera beri dia hadiah dan keluarkan dari negeri ini!”
(Kebenaran Islam itu, malamnya saja seperti siang...)
Ustadz Budi Ashari, Lc
***
(AniqAds. Anique – Gaya Anak Soleh)
Facebook.com/Anique - Twitter (@bundanyaniq)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !