Tidak Ada yang Sia-sia
Selasa, 3 Rabiul Awwal 1437 H - 15 Desember 2015
Syaikh Al-Arify pernah
bercerita dalam Kajian di channel Al-Khalijiyyah, berjudul Al-Jahlu bi
Ad-Diin (kebodohan akan perkara agama). Suatu hari beliau diundang
ceramah di suatu kampus di Timur Tengah. Beliau pun menjawabnya dan
datang di waktu yang tepatnya ditentukan.
Ternyata, kelakuan para
hadirin, yaitu para Mahasiswa kampus tersebut, mengecewakan beliau.
Tersebab ketika beliau menjajakan ilmu bermanfaat, banyak dari mereka
saling 'berkicau'. Adab Majelis hilang.
Sebagian hadirin pun
perhatiannya sungguh kurang. Syaikh Al-Arify pulang dengan kekecewaan.
Ia merasa belum pernah ada kajian seburuk itu dan berharap tak terulang.
Namun, beliau berusaha meredam kekecewaan dan mendoakan yang terbaik.
Setahun kemudian, beliau ditelepon oleh pihak kampus. Mereka hendak
lagi mengundang beliau untuk mengisi kajian. Mendengar nama kampus
tersebut, beliau merasa menjawabnya tidak harus. Namun, bagaimanapun ia
tidak bisa mencari alasan untuk kabur dari permintaan.
Beliau pun
setuju. Dengan perasaan beda dan berharap para hadirin lebih tahu malu.
Dan rupanya mereka masih saja begitu. Mengecewakan seolah adab majelis
telah dicabut dari jiwa-jiwa mereka. Syaikh Al-Arify hendak pulang
kembali dengan kekecewaan yang bertalu-talu. Namun, seorang Mahasiswa
mencegahnya seraya berkata:
"Wahai, Syaikh, antum di tahun lalu menganjurkan kami untuk selalu shalat malam!"
Syaikh menjawab, "Na'am!"
"Wahai Syaikh, ketahuilah, demi Allah, saya adalah yang memperhatikan
kalimat Anda di kajian tahun lalu. Dan mulai malam itu, selama setahun
penuh hingga sekarang, saya tidak pernah luput melakukan shalat malam!"
Syaikh Al-Arify berusaha menahan keterkejutan dan kegembiraannya.
*****
Teringat perkataan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimiin -rahimahullah- yang saya baca di kitab Syarh Al-Arba'iin An-Nawawiyyah:
فلا تحزن أيها الداعي إلى الله إذا لم تقبل دعوتك، فإذا أدّيت ما يجب عليك فقد برئت الذمة والحساب على الله تعالى،
ولكن اعلم أنك إذا قلت حقاً تريد به وجه الله فلابد أن يؤثر، حتى لو رد أمامك فلابد أن
يؤثر، والله الموفق
"Maka, janganlah engkau sedih wahai Dai menuju jalan Allah, jika
dakwahmu belum diterima! Jika engkau telah menunaikan apa yang wajib
bagimu, maka lepaslah bebanmu. Hitungan kemudian adalah urusan Allah
Ta'ala.
Tetapi KETAHUILAH, bahwasanya engkau, jika engkau berucap
suatu kebenaran yang kau inginkan dengannya wajah Allah, maka PASTI akan
membekas [memberi dampak], MESKIPUN orang di depanmu secara nyata
menentangmu. Ia pasti akan membekas. Dan Allah lah yang Memberi Taufiq!"
[Syarh Al-Arba'iin An-Nawawiyyah, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal.
153]
Dan itu bisa Anda terapkan di status-status Anda, ataupun blog
Anda, untuk dunia maya. Tidak mesti orang yang menerima kalimat Anda
atau terbekas di hatinya akannya, mengatakan dan mengakuinya. Biarlah
Allah yang mencatatnya. Tidak harus kita ketahui siapa-siapa; karena
tugas kita perihal kebenaran: menyampaikannya.
Wallahu al-muwaffiq!
Hasan Al Jaizy
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !