Melatih Mereka Sabar [2] - Aniq Uniq
Update dari Blog Suamiku :
Home » » Melatih Mereka Sabar [2]

Melatih Mereka Sabar [2]

Written By Admin on Feb 8, 2016 | 3:51 PM



Melatih Mereka Sabar [2]
Senin, 29 Rabiul Akhir 1437 H - 08 Februari 2016

 
Berkata Imam Asy Syafi'i Rahimahumullah;

"Tidaklah seorang akan berhasil dalam menuntut ilmu manakala ia menuntutnya dengan rasa bosan atau merasa cukup.
Akan tetapi barangsiapa yang menuntutnya dengan pengorbanan, kehidupan yang sempit, dan berkhidmat untuk ilmu tersebut, maka merekalah yang akan berhasil."

Bagaimana Semestinya Membaca?

  Bentuk kesabaran lainnya adalah menahan diri dari keinginan menguasai pelajaran dengan cepat dan beralih ke materi lain sebelum matang.

  Termasuk dalam hal ini, guru harus menanamkan pada diri murid untuk mengutamakan membaca secara tertib, mendalam dan tekun (deep reading). Bukan membaca secara cepat (speed reading) karena ingin menguasai pelajaran secara kilat.

   Jika Anda ingin melahirkan seorang murid yang memiliki penguasaan ilmu secara matang, maka membaca secara mendalam dan tertib merupakan pintu yang harus mereka lalui. 

   Membaca cepat (speed reading) tidak banyak memberi manfaat, kecuali sekedar menumpuk materi pengetahuan.

  Keterampilan membaca cepat hanya bermanfaat jika Anda ingin melahirkan petugas pusat layanan informasi yang handal atau pegawai layanan konsumen (Customer Service) yang cakap.

   Bukan melahirkan Alim yang faqih atau Ilmuwan yang brilian. Keterampilan membaca juga bermanfaat untuk mengesankan diri sangat cerdas sehingga para peserta training merasa diri mereka bodoh dan tertinggal.

  Di luar itu, membaca cepat hanya patut kita lakukan untuk tujuan inspeksional, yakni mengetahui gambaran isi buku sebelum memutuskan membeli.

  Mari kita ingat Firman Allah Subhana Wa Ta’ala; “Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil [73]: 4)

  Perintah ini terasa lebih kuat lagi tatkala mengingat Firman Allah ‘Azza Wa Jalla; “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai).” (QS. Al Qiyaamah [75]: 16) 

  Kembali pada perbincangan tentang bersabar menuntut ilmu. Mari kita ingat sejenak Sabda Nabi Shallahu Alaihi Wassalam; “Sesungguhnya ilmu itu semata-mata diperoleh dengan dituntut (mempelajarinya).” (Riwayat Abu Darda’, dihasankan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Al Silsilah Ash Shahihah).

  Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di menjelaskan dalam tafsirnya bahwa perintah ini berlaku umum bagi semua orang yang mendengar Al Qur’an, diperintahkan untuk diam dan mendengarkan.

  “Dan perbedaan di antara keduanya adalah bahwa diam secara zahir adalah dengan meninggalkan pembicaraan dan tidak menyibukkan diri dengan sesuatu yang membuatnya tidak mendengar.

   Adapun mendengarkan, maka maksudnya adalah menyimak dengan membuka hati dan merenungkan apa yang didengar,” kata Syaikh As-Sa’di lebih lanjut.

  Serupa itu, bekal penting yang harus kita tanamkan kepada murid, apabila mereka telah memiliki kecintaan belajar adalah kesediaan sekaligus kesungguhan unttuk mendengarkan dan memperhatikan dengan baik ucapan gurunya.

    Jika sikap ini tumbuh dengan kuat dalam diri murid, maka guru yang tak mampu bersuara lantang akan terdengar nyaring suaranya.

   Mereka tetap memperhatikan penuh kesungguhan. Guru yang monoton tetap tidak kehilangan daya tarik untuk diperhatikan penjelasannya. Sementara guru yang caranya menjelaskan sangat bagus, akan lebih memudahkan murid meraih ilmu.

  Catatan sederhana ini semoga dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk menata kembali arah pendidikan. 

  Cara mengajar memang penting, tapi adab belajar jauh lebih besar peranannya. Cara menerangkan suatu pelajaran memang harus kita kuasai. Tapi mendidik, melatih, dan menggembleng mereka untuk memiliki sikap belajar yang baik akan menjadi bekal yang sangat berharga agar kelak mereka –murid-murid kita- dapat belajar dari siapapun, sejauh akhlaknya baik, dan aqidahnya lurus, meski cara mengajarnya membosankan.

  Lebih penting lagi, sesungguhnya menetapi Adab Islam itu merupakan salah satu pintu berkah. Wallahu a’lam bish-shawab.

Nah, sudahkah kita melatih mereka sabar dalam menuntut ilmu?

   Inilah pertanyaan yang perlu kita jawab sembari merenungkan Hadits berikut; “Ketahuilah! Sesungguhnya dalam kesabaran terhadap apa yang tak disukai, terdapat kebaikan yang besar.

  Dan sesungguhnya pertolongan (dari Allah) bersama kesabaran, sedang kelapangan bersama kesukaran, dan kesulitan bersama kemudahan.”

(Riwayat Ahmad)

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menolong kita.

Ustadz M. Fauzil Adhim
Suara Hidayatullah, Desember 2012 – Muharram 1434

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Random Post

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Aniq Uniq - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template