Jum'at, 2 Dzulqaidah 1437 H - 05 Agustus 2016
Seorang ibu menaiki sebuah taksi bersama seorang putrinya.
Dalam perjalanan, sopir taksi mengajak berbicara si ibu. Ketika
melihat anak si ibu sudah tertidur sang sopir berkata; "Bu, dijaga ya anak perempuannya! "
Mendengar kata-kata sopir tersebut, tentu saja si ibu kaget.
Belum sempat bertanya, sopir berkata lagi. "Saya bertahun-tahun bekerja sebagai
sopir taksi sering mengantar anak-anak perempuan muda, mungkin masih SMP namun berdandan seperti orang dewasa. Ketika
sampai di tempat tujuan, ternyata ia sudah ditunggu sebuah mobil. Terkadang
saya lihat orang di dalam mobil tersebut om-om berusia tidak muda lagi. "
Sopir menduganya bahwa anak-anak perempuan muda yang berdandan
menor tersebut bukan semata-mata mencari uang namun
mencari figur ayah.
Karena tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, sehingga
ia mencarinya di luar rumah.
Si ibu tidak menyangka ada fenomena yang terjadi seperti itu, bahwa kekurangan interaksi anak perempuan dengan ayahnya bisa
berakibat fatal!
Lalu ia teringat dengan dirinya yang tidak dekat dengan
ayahnya. Sang Ayah bekerja di luar kota dan hanya beberapa hari berada di
rumah.
Kalau pulang ke rumah pun sang Ayah hanya ingin beristirahat,
dan tidak mau diganggu anak-anaknya.
Kalau mendengar kegaduhan anak-anaknya, sang Ayah langsung
berteriak. Bahkan kadang sampai melempar barang ke arah anak-anaknya.
Hal itu membuat dirinya cukup lama untuk mengambil keputusan
menikah. Yang terbayang dari sosok seorang suami adalah figur ayahnya yang
tidak menyenangkan.
Meski ia juga melihat gambaran suami yang lembut dan
perhatian, namun yang paling membekas adalah kesan yang di torehkan ayahnya. [Bersambung]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !